Detik pertemuan yang mengisahkan kenangan. Cukup beberapa hari untuk menjadikan moment yang tak terlupakan. Berusaha kuat untuk mengatakan keputusan. Bukan karena keegoisan, namun ini sebuah keharusan yang harus dilakukan.
Sebuah kisah seorang perempuan yang tubuhnya dibaluti pakaian tertutup dan mengenakan hijab yang lebar nan panjang. Perempuan itu bernama Floo.
Ia sosok perempuan yang baru berhijrah, yang sebelumnya belum paham agama, hingga bekeinginan untuk mempelajari agama lebih dalam lagi. Namun diperjalanan, ia diguncang akan ujian datangnya seorang laki-laki yang berparas tampan, berujung dalam hubungan percintaan.
Floo akan segera mengambil keputusan, apakah Floo tetap bertahan dengan hijrahnya atau bertahan dengan hubungan percintaannya ?
Floo pun menceritakan kisahnya...
Pertemuan pertama aku dengan lelaki tampan itu. Berawal dari forum diskusi yang melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas. Candaan yang ia lontarkan, membuat aku tertawa dan teman-teman lainnya juga ikut tertawa.
Lirikan matanya pun berbeda ketika
melihat aku saat diskusi berlangsung. Lantas aku berbalas lirikan ke dia, dengan aura kebingungan, hati berbisik " ini anak kenapa ya beda amat lirikannya ke aku, dia naksir ya sama aku ?" Ngga cuma sekali dua kali sikap aneh itu ditampakkan olehnya.
Ketika diluar forum, ia seperti sok asik gitu, karena aku tujuannya juga ingin memperbanyak teman, ya aku respon dong keasikannya itu.
Ternyata, komunikasi antara aku dan dia tetap berlanjut diluar forum. Nekad banget dia berani sekali chat aku lewat WhatsApp. Tambah kuat insting ku bahwa dia beneran suka sama aku.
Benar ternyata, setiap aku merespon chatnya, disana tanpa sadar aku dan dia berlarut dalam chatinggan WhatsApp. Kita berdua saling merasa nyaman.
Tanpa basa-basi, aku sering menerima ajakan dia untuk pergi bareng ke kampus. Aku sangat menjaga jarak ketika satu motor dengan dia.
Aku perempuan yang berbeda dengan perempuan lain diluar sana. Lantas aku masih menjaga jarak ketika bertemu dengan dia ketika di kampus. Sama cowok mana pun itu. Sering merasa ngga adil, kalau aku menjaga jarak dengan teman-teman kampus ku, sedangkan dengan si dia, aku mampu mengobrol asik tanpa ada jarak.
Lantas ke semua cowok ku coba ngga jaga jarak. Aaahh tiba-tiba reaksi dia aneh ketika melihat aku berbincang dengan teman-teman cowok di kampus. Ternyata benar dia posesif orangnya.
Ketika berpapasan dijalan, teman-teman ku mencie-cie kan kita berdua. Lantas aku malu, antara menyetujui atau menerima sikap mereka. Ada yang menyimpulkan langsung kalau kita pacaran. Sebenarnya aku bingung aja sih, padahal kita ngga pacaran loh. Siapa sih yang bisa mengontrol penilaian orang lain terhadap kita ? Ngga ada yang bisa.
Komunikasi kita di Via WhatsApp terus berlanjut. Kita semakin sering barengan ke kampus. Pernah juga sekali-kali kita makan di warung. Teman dia dan temen ku sudah beranggapan bahwa kami beneran pacaran. Hubungan yang aku anggap sebagai temenan saja ini, tidak berlangsung lama. Kedekatan aku dengan dia bisa dikatakan hanya 2 Minggu saja.
Aku merasa kedekatan aku dengan dia udah ngga beres lagi. Hijrah ku diguncang akan soal hubungan yang ngga jelas. Perasaan campur aduk, terkadang merasa bahagia karena ada yang perhatian, terkadang merasa gelisah karena apa yang aku lakukan ini salah.
Sisi lain aku mulai merasa nyaman dengan cowok berparas tampan itu. Akhirnya aku harus memilih diantara dua pilihan ini, tetap bertahan hubungan dengan si cowok itu atau melanjutkan Hijrah ?
Bersambung...
Menentukan pilihan, meneruskan atau sudahi semuaa~~~~~
ReplyDeleteBarakallah kak 🙏
ReplyDeleteWahhh ternyata Selly ga tau ini siapa wkwk
DeleteAku sudah mencari tau tentang mbak 😅
DeleteDari kisah yg ditulis akan menjadi pengingat bagi kita yang sedang berproses bahwa Allah akan menguji keseriusan Hijriahnya. Mereka yng bertahan merekalah yang sampai. Semoga Istiqomah
ReplyDelete