Wahai puan betapa pilunya engkau menanggung kebimbangan yang tak berkesudahan. Genap usiamu di 22 Tahun, sudah pantas dirimu mengemban kemandirian dalam menjalani hidup. Engkau habiskan waktu untuk menyusun rencana masa depan. Tak lupa engkau selesaikan tugas satu persatu hingga selesai. Puan, jangan mengira engkau adalah makhluk yang lemah, sejauh ini kaki mu cukup kuat menginjaki bumi demi tercapainya harapan. Tak peduli seberapa orang dapat menemani prosesmu, karena semua orang punya kesibukan untuk mengejar harapan mereka masing-masing. Hari demi hari engkau lalui, terasa harapan masih jauh untuk kau gapai. Angan yang bergelimang tak terkira lagi, waktu pasti menjawab akan proses yang tak menghianati. Engkau begitu kuat, puan. Pundak mu begitu kekar mengemban beban, tak peduli akan kebahagiaan orang lain. Engkau fokus akan tujuan, cita-cita dan impian. Tak peduli seberapa banyak pemuda-pemudi menyambut pasangan dalam pengijabkabul yang sah. Sebagian ada yang menyambut dengan s...
Manusia biasa yang baru belajar