Skip to main content

Berteman itu ambil sisi baiknya, buang sisi buruknya


Dalam pertemuan pasti adanya perpisahan. Jika hal itu terjadi, maka berusaha lah menyempatkan waktu untuk bisa tertawa dengan banyak orang. Menyampaikan pesan kebahagiaan serta canda tawa tanpa ada ketersinggungan. Bertemu dengan orang yang begitu ragam karakter tentu membuat diri banyak belajar untuk memahami sisi lain dari manusia. Selain dari canda tawa tentu ada forum-forum serius yang membahas sesuatu hal yang dianggap penting. Momen seperti itu, perlu dinikmati dan disyukuri.

Tak semua orang diluar sana bisa memenuhi ekspektasi diri, berharap berteman dengan orang-orang yang sesuai dengan pandangan bukan lah cara yang benar. Perlu dipahami bahwa kesempurnaan hanya dimiliki Tuhan. Jadi, jika ketidaksempurnaan dimiliki manusia maka pemakluman itu harus diterapkan. Maka sebagai manusia, kita harus saling memahami, melengkapi dari kekurangan yang ada. Ambil sikap dari kekurangan orang lain sebagai pembelajaran, dan ambil sisi baik orang lain sebagai motivasi untuk ke depan.

Kerandoman pertemanan membuat diri ini tertantang masuk ke dalam circle pertemanan, dari sini dapat dipahami bahwa manusia tak semua terlihat tak baik akan tak baik selamanya, dan tak selamanya yang terlihat baik akan baik selamanya. Sering terdengar bahasa kiasan, segemuk-gemuknya ikan pasti ada tulangnya, sekurus-kurusnya ikan pasti ada dagingnya. Jadi dapat diartikan dari bahasa kiasan itu, sebaik-baiknya manusia pasti ada sisi buruknya, seburuk-buruknya manusia pasti ada sisi baiknya. 

Jika orang lain beranggapan bahwa berteman dengan orang yang diangap salah, tidak benar, judgement lainnya dalam konteks kenegatifan. Pernahkan kita berpikir, menilai orang lain tidak benar, sedangakn kita sendiri pun tak dekat dengan orang tersebut merupakan cara yang benar ? Memberi penilaian terlalu cepat tanpa mengenali tentu cara tersebut perlu diluruskan.

Berteman lah dengan siapa pun itu, jangan pernah menilai orang lain buruk jika belum mengenali betul orang tersebut. Jangan juga terlalu menaruh harap bahwa teman tak akan melakukan kesalahan, ingat bahwa manusia tak luput dari kesalahan, tapi jangan pernah meninggalkan pesan yang disampaikan dari orang-orang yang dianggap belum baik. Siapa pun yang sedang membicarakan kebaikan maka wajib didengarkan. Selalu ingat pesan Ali Bin Abi Thalib "Jangan melihat siapa yang bicara tapi lihatlah apa yang dibicarakan".

Suatu kisah yang diceritakan oleh Irfan Hamka, anak dari Buya Hamka dalam bukunya yang berjudul Ayah. Buku itu memuat tentang kisah perjalanan ayahnya, satu kisah yang menerangkan ketika pada saat kuliah subuh ada jama'ah yang bertanya kepada Buya Hamka tentang tetangganya yang bergelar haji, tekun beribadah, tapi tak pernah akur dengan tetangganya. Adapun tetangga selanjutnya, seorang dokter yang begitu baik, selalu membantu pasien yang tak kenal waktu, tapi seorang dokter itu tak pernah pergi ke masjid dan shalat. Lalu bagaimana hal demikian itu buya ? Lantas pertanyaan itu dilontarkan oleh jama'ah kepada buya hamka. 

Kemudian buya menerangkan pertanyaan yang diberikan oleh jam'ah, terkait dengan Pak Haji yang taat beribadah tapi hubungannya dengan tetangga tak pernah akur. Buya hamka menangkas terlebih dahulu kata "tapi" dari kalimat pertanyaan tersebut. Dalam penjelasan, buya menyepakati bersama jama'ah bahwa shalat adalah tiang agama. Sedangkan kebaikan yang lainnya sebagai pengikutnya. Jadi, kejadian yang dialami oleh Pak Haji itu, menjalankan ibadah dengan tekun adalah perbuatan yang sangat baik, tapi jangan menyalahkan ibadahnya apabila perilakunya belum baik. Buya Hamka menekankan tugas kita sebagai manusia ialah mendakwahinya dengan cara dakwah bilhal yaitu dakwah dengan cara memberi contoh teladan, perbuatan dan sikap yang baik kepada Pak Haji. 

Begitupun dengan si dokter, kebalikan dari perilaku Pak Haji. Buya Hamka menjelaskan bahwa kebaikan yang dilakukan si dokter itu jangan diejek gara-gara ia belum shalat. Hal itu perlu diselesaikan dengan dakwah bilhal, dakwah dengan cara lemah lembut. Terpenting dokter tersebut tetap beragama Islam.

Jadi dengan siapa pun kita berteman, tetap ambil sisi positif dari perilaku seseorang sebagai motivasi dan sisi negatif jadikan sebagai pembelajaran. Saling mengingatkan dalam kebaikan agar memperoleh nikmat kebaikan dalam pertemanan. Selamat berteman dengan siapa pun itu. Tetap jaga diri dan selalu memberi motivasi.

Comments

Post a Comment

Tulisan indah yang mengisahkan perjalanan seorang perempuan yang begitu banyak pembacanya

Eps 1: Floo Terjebak

Detik pertemuan yang mengisahkan kenangan. Cukup beberapa hari untuk menjadikan moment  yang tak terlupakan. Berusaha kuat untuk mengatakan keputusan. Bukan karena keegoisan, namun ini sebuah keharusan yang harus dilakukan.  Sebuah kisah seorang perempuan yang tubuhnya dibaluti pakaian tertutup dan mengenakan hijab yang lebar nan panjang. Perempuan itu bernama Floo.  Ia sosok perempuan yang baru berhijrah, yang sebelumnya belum paham agama, hingga bekeinginan untuk mempelajari agama lebih dalam lagi. Namun diperjalanan, ia diguncang akan ujian datangnya seorang laki-laki yang berparas tampan, berujung dalam hubungan percintaan.  Floo akan segera mengambil keputusan, apakah Floo tetap bertahan dengan hijrahnya atau bertahan dengan hubungan percintaannya ? Floo pun menceritakan kisahnya... Pertemuan pertama aku dengan lelaki tampan itu. Berawal dari forum diskusi yang melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas. Candaan yang ia lontarkan, membuat aku tertawa dan teman-...